ad

Showing posts with label cerpen/cerita lucu. Show all posts
Showing posts with label cerpen/cerita lucu. Show all posts

Sunday, October 2, 2016

HEBOH !! Orang Depok Beli CBR150R Pakai Uang Koin Satu Ember,Dan Jadi Virall Di sosmed

1037067koin1780x390

Setiadi, seorang konsumen Honda Motor Care, di Jalan Raya Sawangan, Depok, membeli Honda CBR150R Repsol dengan cara yang unik. Dia membayar motor sport yang dibandrol sebesar Rp 33,425 juta secara tunai dengan pecahan uang koin, yang dikumpulkan di sebuah ember dan dus.

Mia Sisilia, pegawai Honda Moto Care Depok mengatakan bahwa konsumen tersebut datang dengan membawa uang koin di dalam ember berukuran 25 kilogram (kg).

“Kemarin sales yang menangani itu Yulia Anggraini teman saya. Bapaknya itu datang membawa ember bekas cat berukuran 25 kg yang isinya uang koin semua dan satu dus bersika 14 plastik pecahan Rp 1.000,” ucap Mia saat dihubungi Otomania, Selasa (27/9/2016).

Menurut Mia, Setiadi mendapat uang koin dari hasil mengumpulkan selama lima tahun, baik dari uang sisa jajan atau uang sisa berbelanja di supermarket. Unit CBR yang dibelinya akan digunakan oleh anaknya.
1037593koin2780x390

Tim yang mengurus sempat kewalahan menghitung jumlah uang koin yang dibawa Setiadi. Proses penghitungan sudah dimulai sejak kemarin pagi, Senin (26/9/2016) dan sampai saat ini pun belum selesai semua. “Kita ganti-gantian menghitung uangnya, tapi belum kelar. Sampai saat ini baru Rp 32 juta dalam bentuk koin Rp 1.000. Kalau semua sudah terhitung, baru kami infokan ke konsumen untuk pengiriman unitnya,” ucap Mia.

jgn lupa di share ya kawan :P

sumber: merdekasiana

Saat Diberi Pinjaman,,, Bukan Berarti Temanmu Banyak Uang..!!!

1470652365317619

persahabatan yang telah berjalan lama, keakraban yang telah terasa sangat er4t sering kali membikin kita sangat mudah buat terasa peduli pada sahabat ataupun teman yang selalu ada didekat kita. tidak tidak sering tentang itu membikin kita tak sungkan buat berbagi banyak tentang pada mereka yang kita
sebut sahabat. sampai sampai karna saking seringnya berbarengan, bermain berbarengan, serta kadangkala bersama hadapi masa masa yang sulit membikin kita tak sungkan buat berbagi dalam tentang m0dal walupun ia yang kita sebut seperti sahabat itu adalah orang yang tidak paham di mana rumahnya. perasaan persaudaraan ini akan selalu jadi terasa apabila orang yang kita sebut sahabat itu bersama menggambarkan anak rantau.
namun apa yang kita miliki setelah kebaikan yang kita bagikan, sering kali sebagian dari mereka membalasnya dengan kep4hitan. apabila masalah uang mereka bisa saja tidak sama dalam waktu mendadak. dari yang biasa biasa saja jadi sangat dekat serta itu hanya akan terhu”bung kalau lagi perlu uang. serta dari yang pada awalnya dekat tiba tiba menghindar hanya gara gara kita menagih uang yang mereka pinjam. tentang seperti itu yang membikin kita kadang-kadang ajukan pertanyaan taanya apa yang lagi mereka fikirkan? apakah mereka sahabat maupun penipu?
meminjamkan modal pada teman dekat yang kesulitan itu bukanlah karna rezeki yang berlebih
tidakkah anda sudah mengetahui menerpa keuanganku, apabila juga saya membagikan pinjaman uang padamu itu bukanlah bermakna karna saya banyak memiliki uang namun itu karna saya peduli kepadamu. karna pada awalnya saya yakin kalian akan mengubahnya tidakkah sama itu janjimu disaat meminjam uang. ditambah lagi saya sampai ikhlas berhemat agar bisa memberikanmu utang karna kalian katakan amat menekan. disaat itu saya juga ketiadaan karna saya memahami dengan apa yang mendesakmu kupikir tak persoalan memberikanmu utang meskipun diriku sebenarnya dalam kondisi ketiadaan.
uang yang kalian pinjam jumlahnya benar tidak banyak, namun tidakkah sepatutnya kalian segera kembalikan uang itu dikala saya memerlukan?jumalah uang yang kalian pinjam itu benar tak seberapa, untuk beberapa orang ketiadaan uang dengan jumlah tersebut bisa jadi tak akan masaslah, namun bagiku jumlah uang yang kalian pinjam itu sangat banyak, serta karna saya sangat membutuhkahnya nilainyapun jadi selalu jadi berkalilipat. lagi juga keuanganku benar sedikit bukanlah, jadi telah normal rasa-rasanya apabila jumlah yang kalian pinjam itu bernilai sangat besar untuk diriku.
tanpa ragu saya memberikanmu pinjaman uang karna kita bersama seperti perantau tanpa ada berpikir panjang menimpa kondisiku seseorang diri saya segera memberikanmu pinjaman modal, karna disaat itu saya berpikir karna sesama sahabat apabila nanti saya membutuhkan bantuanmu kalian akan membantuku juga. disaat itu saya berusaha memikirkan apabila saya ada pada posisimu yg tidak memiliki jalur lain buat menyelesaikan masalahmu itu. namun apa yang kalian jalani disaat saya berusaha managihnya? saya jadi terlihat sama pengemis
maaf ku tidak dapat memilah dirimu
disaat saya berusaha memohon berulang uang yang kupinjamkan karna saya juga tertekan persoalan keuangan, apa yang saya punyai cumalah janji janji yg tidak pernah ditepati. kalian pura pura kurang ingat, saatku tagih segera kalian bilangnya ada namun lagi tak dibawa lalu kalian berulang menjanjikan akan membayarnya besok hari. janji janji sama selalu saja kalian katakan sampai – sampai saya jemu menagihnya karna saya terlihat sama orang yang mengemisnya.
sering kali kalian terkesan meremahkan jumlah uang yang kupinjamkan lalu emosi sendiri
karna saya membutuhnya pasti saja saya selalu terusan managihnya kepadamu. ditambah lagi kalian seseorang diri sampai jemu serta menghindariku kan karna kalian malu. lalu di tempat universal kalian akan menyampaikan ‘akan saya bayar cuma uang segitu kok’. kalian terkesan menyepelehkan, kalau benar jumlahnya tak seberapa mengapa tak membayarnya saja dengan sesegera mungkin saja. jumlah yang kalian anggap tak seberapa itu bagiku begitu bermakna.
kesimpulannya gara gara tidak mau kembalikan utang kalian menjauh lalu memutuskan pertemanan
ini sangat sering terj4lin, saya kerasa bukan hanya temanku saja yang akan melakukan tentang ini, banyak sahabat orang didunia ini habis pinjam uang lalu tidak ingin bayar kemudian memutuskan pertemanan, disms, telpon, imel serta akun sosmednya semua kalau dikirimi pesan menginginkan memohon uang yang dulu dipinjam pesannya hanya di baca saja amat kurang baik adalah sama sekali tak di baca karna telah tau isi pesannya berisi pesan ingin menagih hutang. serta pada kesimpulannya saya tak mempunyai pilihan lain tidak hanya mengiklaskannya aja, walaupun sesungguhnya tidak ikhlas.

sumber > post shre jgan lupa di share ya kawan :D

Wednesday, April 6, 2016

MASYA ALLAH...Koq Ada Ya Tukang Soto Kayak Begini ??? #BikinMERINDING

PicsArt_1459815151070.jpg
sumber foto: mas Andrey, http://juraganmunir.blogspot.co.id


Sore itu sehabis pulang kantor, saya mampir di sebuah kedai Soto Ayam Madura di Jl.Raya Halim, Cililitan-Jakarta Timur...Saya memesan semangkok soto ayam dan duduk membaca koran menunggu macet yg belum juga terurai...maklum nasib karyawan yang pulang kerja selalu terjebak macet. Saya suka sekali makan soto apalagi di musim hujan begini hehehe..
.
Seorang ibu setengah tua dengan 2 anaknya yang masih Balita dengan penampilan sederhana tiba-tiba masuk ke kedai, " Pak, berapa harga semangkok soto ?" tanya si ibu tersebut.
.
"10.000, Bu" jawab penjual soto sambil tersenyum...
" Kedua anak saya sungguh ingin makan soto, tapi uang saya hanya ada 7000 rupiah, maaf pak apa bisa dibuat 2 porsi walau hanya kuah dan sedikit sohun, gak jadi masalah " tanya si ibu sedikit ragu-ragu...
.
" Oh, mari bu silakan duduk " kata bapak penjual soto.. lalu nggak sampai 5 menit,  tiga mangkok soto berukuran besar sudah dihidangkan di depan...
.
" Tapi uang saya hanya 7000... Pak ?" Tanya ibu sekali lagi dengan sedikit ragu,..sang ibu masih punya harga diri untuk tidak meminta penuh...
.
" Oh..nggak apa apa bu, ibu bertiga makan saja dan simpan uang ibu ". .Ibu itu tersenyum dan kemudian membungkukkan tubuhnya...
.
Saya tersenyum kagum, melihat kebaikan penjual soto.. saya pun kembali meneruskan makan saya...sekitar 15 menit, si ibu dan kedua anaknya pun beranjak pergi sambil mengucapkan terimakasih yang tidak terhingga kepada si bapak penjual soto.
.
Kemudian seorang pemuda sepertinya keturunan Tionghoa yang dari tadi duduk cuek di pojokan yg sambil main smartphonenya tiba-tiba membayar kepada si penjual soto dengan uang Rp. 100.000 dan kemudian pergi begitu saja.
.
"Mas, ini kembaliannya", ujar si penjual soto.
"Saya makan 1 mangkok dan 1 bungkus kerupuk sama teh manis ya, nah sisanya untuk bayar soto si ibu dan 2 anaknya tadi ya bang", kata pemuda itu sambil menghidupkan sepeda motor maticnya dan kemudian beranjak pergi sambil menerobos hujan...
.
Saya benar-benar terpesona, dengan kebaikan-kebaikan yang dihadirkan Tuhan di depan mata saya...
.
Si ibu miskin yang jujur serta tidak meminta-minta, si bapak penjual soto yang baik hati serta pemuda yang pemurah. Dan saya sendiri ikut kecipratan kebahagiaan karena melihat kejadian itu...
.
Jika saja setiap orang tidak melulu menggunakan Hukum Dunia, Untung dan Rugi.. Tentu pintu-pintu kesempatan, keberkahan akan banyak dibuka oleh Tuhan YME...
.
Jika saja setiap orang lebih dahulu MEMBERI bukan meminta, dunia akan punya banyak WARNA yang INDAH.."
.
*Silakan SHARE & LIKE, supaya kisah ini lebih bermanfaat lagi...
.
Sumber : Mas Abie Ave & Firman Perdana Putra
.
(maaf ya kalau fotonya kurang jelas, soalnya si bapak soto malu kalau difoto katanya...)

Tuesday, February 11, 2014

cerpen remaja Cinta Kamu Bukan Untuk Aku

cerpen.jpg

Ruang Aula sudah sesak dipenuhi oleh banyak siswa-siswi. Ya! Dimulai dari ruangan ini aku mempunyai sekolah baru. Aku sedang masa orientasi siswa, ya.. yang biasanya disingkat dengan MOS. Di awal sekolah baruku ini aku hanya sendiri. Karena memang sama sekali aku tak mempunyai teman dari sekolah asal ku.

Dan bodohnya lagi, aku sangat susah untuk akrab dengan orang yang baru ku kenal. Lantas? Aku harus apa? Menanyakan soal tentang apa yang harus dibawa pada MOS hari selanjutnya saja gelagapan. Tapi, untungnya, ada satu cewek yang tiba-tiba sok kenal dan sok dekat gitu deh.. dia memperkenalkan diri. sebut saja namanya Lubna.

Kupikir, di sekolah yang baru ini, aku benar-benar memang tidak bakal mempunyai teman. Tapi, Alhamdulillah.. Tuhan masih adil kan?

Kami selalu bersama sepanjang MOS tersebut. Sampai kami dipisahkan oleh kelas yang berbeda. “Lubna Putri Salsabila, kamu di kelas sepuluh satu ya,” Kata kakak kelas yang diakui bernama Satria tersebut. Haruskah aku berpisah? Tuhan, kenapa secepat itu kau memisahkan seorang teman yang baru saja akrab ini “Claudy Syifatunisa, kamu di kelas sepuluh tiga.” Aku sedikit terkejut. Ku kira, aku dan Lubna akan terpisah hanya beda satu kelas. Tapi? Ternyata beda dua kelas. Sama artinya, kelas kita pasti berjauhan.

Setelah, pembagian kelas tersebut. Tugas terakhir di MOS ini adalah bersih-bersih daerah sekolah. Ada yang membersihkan kelas, ada yang memunguti sampah-sampah yang tergeletak di hamparan hijaunya rumput dekat lapangan. Ada yang mengabil juga sampah yang terlihat dekat aula. Dan sampai ada yang bersih-bersih ruangan-ruangan lainnya. Untung saja, Aku dan Lubna kebagian sama. Kami kebagian membersihkan derah taman dekat lapangan tersebut. “Dy, walaupun kita tak sekelas. Tapi bersih-bersih ini kita akhirnya bareng juga ya.” Lubna tiba-tiba memecahkan keheningan saat aku dan dia sama-sama sudah habis bahan pembicaraan. “Eh, iya, Na. Tapi kita tetap temanan kan? Ya.. walaupun dipisahkan kelas seperti itu.” Aku berbicara sedikit lesu. Ya, mungkin karena baru hanya dia yang ingin berteman denganku.

Aku. Yap! Aku bukan siapa-siapa. Aku hanya seorang wanita yang tak mempunyai paras cantik nan anggun. Aku wanita kurus kering seperti tak pernah diisi gizi. Walaupun tinggi badanku sudah mencangkup wanita yang ideal. Tapi, aku bersyukur kepada sang Pencipta. Pasti, ada sesuatu dibalik badanku yang seperti ini. Ya, walaupun aku jelek. Tapi aku perempuan yang cerdas. Hobi ku yang sering baca buku ternyata membawakan sebuah hasil yang memuaskan untuk diriku. Apalagi dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan Biologi. Alhamdulillah, ulangan pelajaran itu aku selalu mendapat 100. Hobiku ini tertular dari Ayah yang sering membacakan ataupun menceritakan tentang apa saja hal yang menarik. Ngomong-ngomong menarik, aku sangat suka sekali dengan hal yang seperti itu. Terlebih jika tentang artikel-artikel.

Selain parasku yang tak cantik ini. Aku juga bukan sosok orang yang berada. Ayah hanya seorang penjual tas. Dan Ibu hanya menganggur, mengurusi keluarga di rumah. Apalagi, adik sedang sakit. Entah penyakit apa yang diserangnya. Tapi kata Ibu, duit yang ia punya tak mencukupi untuk membayar pengobatan Adikku.

Adikku bernama Damar. Dia masih sekolah SD. Tapi, setelah ia mempunyai penyakit ini, ia sudah tak sekolah karena tubuhnya yang tak kuat apabila sinar matahari merasuki badannya itu. Aku jadi bingung sendiri… Tapi, pernah aku membaca buku. Manusia akan kuat jika terkena matahari. Tapi kok Damar? Entahlah, namanya juga penyakit.

“Hey! Kalau jalan lihat-lihat dong. Jangan sambil bercanda seperti itu.” Aku terkejut setelah mendengar perkataan seperti itu. Aku menoleh ke arah suara yang mengangetkan barusan. Oh. Ternyata dia. Ya! Dia kakak kelas yang sejak tadi diceritakan oleh Lubna. “Maaf, kak.” dengan sopan aku meminta maaf kepadanya. Dia agak sedikit terpesona. Ya! Tersepona. Tapi bukan dengan ku. Melainkan dengan Lubna. Wah, jangan jangan.
“Hey, kak! Sudah dimaafin kan? Kami duluan ya, kak!” Aku langsung menyeret Lubna untuk menjauh dari kakak itu. Kalau sudah seperti ini. Pasti ada sesuatu di antara dia dan kakak-kakak itu. “Fa, biasa aja dong nariknya. Gak bisa ngelihat orang seneng apa!” Dia memprotesi aku karena aku tadi menariknya dan menjauh dari kakak yang tak sengaja tertabrak dengan kami itu.

Kami sudah setahun berteman. Tidak ada pertengkaran di antara kami. Dan kalian tahu? Setiap kami bertemu dengan kakak yang disukai oleh Lubna pasti dia langsung menjerit fanatik. Ya. Lubna sangat suka sekali dengan kak Rendi. Seorang cowok yang pernah tertabrak oleh kami sewaktu dahulu dan memberikan pandangan pertama pada sosok Lubna.

Semakin hari aku juga lelah sih kalau terus-terusan mendengar cerita dari Lubna itu. Bayangkan setiap pagi, setiap kami nunggu angkutan umum jika kami ingin berangkat sekolah, dia hanya menceritakan tentang kak Rendi. Siapa yang tidak bosan?. Akhirnya, jika dia sedang ingin hanya membicarakan tentang Kak Rendi lagi, aku langsung memotongnya dengan pembicaraan lain. Entah itu menanyakan PR atau tugas lainnya. Biar tau rasa gimana rasanya di gituin!
Sampai suatu saat dia merasa kalau cerita yang ia lambungkan ke udara tersebut diacuhkan oleh ku. “Fa, lo kenapa sih? Setiap gue cerita gak pernah dengerin gue lagi?” Tanyanya. Akhirnya dia merasa juga. Kenapa bukan dari dahulu merasanya? Dasar orang yang tak pekaan! “Hah? Emang ya? Maaf deh, lagi lo cerita kak Rendi terus sih. Gue kan juga bosen..” Frontal ku. Maaf deh, Na. Bukan itu yang aku maksud. Hanya ingin memberitahumu kalau dunia tak sesempit cerita kamu dengan Kak Rendi.

Dia hanya diam. Tak menjawab pembicaraan ku lagi. Sampai kami sampai di sekolah. Dan waktu kami ingin pisah kelas aku jadi tak enak sudah berbicara se-Frontal seperti tadi. “Maafin gue ya, Na. Gak seharusnya gue ngomong gitu tadi,” Kataku gugup. Aku gugup, mungkin karena sudah menyakitkan hati sahabatku ini. “Gak apa-apa kok. Gue yang salah. Sudah ya, nanti istirahat bareng..” Ucapnya sembari tersenyum. Tapi, itu bukan senyum yang pernah ia lengkungkan jika sedang senang. Melainkan itu senyum terpaksa. Benarkah ia sakit hati sudah dengan ucapan ku tadi? Pastilah!

“Fa, gue jadian sama Agung! Coba lo bayangin, tiba-tiba dia nembak gue semalem. Waktu kita lagi jalan,” Tiba-tiba datang ke rumah ku tanpa mengucapkan salam. Tanpa mengetuk pintu. Tanpa melihat adakah orang di rumahku. Ya seperti biasa. Dia yang selalu rutin menghampiri rumahku sebelum kami berangkat sekolah. Mentang-mentang di rumah Ayah sama Ibu sedang ke rumah sakit. Uh! “Whaaa.. selamat ya. PJ dong..” Aku meminta traktir darinya. Selamat deh, Na. mungkin cerita tentang Kak Rendi akan punah. Oh god! Memang cerita Ka Rendi bakalan punah. Tapi pasti cerita tentang Agung akan mengudara di mulut kamu. Huuuh!

Untungnya, perkiraan ku salah. Dia jarang menceritakan tentang Agung. Ya. Walau masih cerita sedikit demi sedikit, yang jelas tidak seperti menceritakan tentang Kak Rendi.

“Fa, kenal sama yang namanya Dwiqi?” tanyanya. Dwiqi? Oh. Dia teman semasa kecil ku. Dan sekarang kami satu sekolah yang sama. Tetap, walaupun dia beda kelas dengan ku. “Kenal. Kenapa emang?” aku bertanya kembali.

“Dia ganggu gue mulu tuh. SMS-in gue mulu lagi. Norak banget caranya.” Hahaha. Aku hanya tertawa mendengar opininya tersebut. Dwiqi? Cowok kecil tapi manis. Memang sewaktu SD dia terkenal dengan kepintarannya. Tapi, aku dengar-dengar akhir-akhir nilainya selalu turun. Entah karena pengaruh apa? Aku pun tidak tahu. “Mana sini gue minta nomornya?” entah dari setan mana, aku meminta nomornya pada Lubna. Mungkin sekedar ingin mengerjai balik.

Malamnya, aku mengirimkan sebuah SMS kosong kepadanya. Lalu dia menjawab. “Siapa nih?” Akhirnya aku terus menjawab dan menjawab dan menjawab. Ternyata ketahuan siapa aku. Dan kami menjadi sahabat hingga sekarang. Dan sampai suatu saat, dia bilang kalau dia suka dengan Lubna. Aku sudah tahu dari awal. Pasti alasan dia mengodai Lubna pada jam-jam yang sedang dilalui bersama dengan Agung karena dia ingin mereka putus terlebih dahulu. Lalu Dwiqi menyatakan perasaannya. “Ya udah, tembak lah.” Ucapku asal saat dia menelepon ku malam-malam. Waktu itu sudah pukul 1 pagi. Waktu yang sangat larut bukan? Aku bisa tidur selarut itu karena Dwiqi. Entah jadi kebiasaan atau memang keasyikan berbicara lewat telepon dengannya.

Hari demi hari ku lewati, bulan bertemu bulan ku jalani, dan sudah 1 tahun aku bersamanya. Aku jadi terlarut dengan perasaan ini. Aku terlarut saat dia perhatian denganku. Aku terlarut saat dia tersenyum manis kepadaku. Ya. Aku suka dengannya. Tapi, aku tak pernah menceritakan semua tentang ini kepada Lubna. Untuk apa? Dia sudah sibuk dengan Agung sang kekasih. Mungkin bisa dibilang, dia sudah lupa denganku. Bahkan di sekolah pun, kami jarang bertemu.

Sampai suatu saat, dia merasa ada yang janggal atau apa. Dia bisa-bisanya bilang begini, “Lo perhatian banget sama gue, Fa? Lo suka ya sama gue?” Dengan suara sedikit lembut namun agak serak dia berbicara seperti itu. Dan bodohnya. Padahal itu sebuah kesempatan, tapi aku malah mengumpatnya dengan rada malu bercampur kaget. “Hah? Engg..gak salah? Iyuh banget gue suka sama lo!” Seruku agak meninggikan kan ‘Gak salah?’
Tuhan, bodoh sekali aku. Kenapa sih? Ego ini. Gengsi ini. Ini yang membuat semuanya menjadi hancur berantakan. Seharusnya jika aku jujur, akan menjadi indah. Apakah ini sebuah teguran darimu, agar aku menjauh darinya? Agar aku tak sakit hati lagi? Haaaah!

Akhirnya, tiba-tiba hubungan kami tidak membaik. Dia sudah jarang menelepon ku saat malam-malam biasanya. Dia hanya sekali-dua kali SMS ku, hanya untuk menanyakan hal yang tidak penting. Dan sampai pada akhirnya, semuanya hilang saat terakhir kali dia mengataiku dengan sebutan ‘hewan’ yang sangat tidak sopan dilakukan oleh seorang laki-laki kepada perempuan. Dia mengataiku memang tidak langsung, melainkan lewat SMS.

Tuhan, bunuh aku sekarang! Sakit sekali tiba-tiba dapat SMS dari orang yang kita sayangi seperti itu. Salah apa aku? Setahuku, aku tak pernah ngapa-ngapain dengannya. Aku tidak pernah menceritakan kalau aku suka dengannya pada orang lain.

Sudahlah! Memang dari awal tak seharusnya aku mengenal dia. Tak seharusnya aku dekat dengan dia jika hanya ini yang aku dapatkan. Sakit hati sekali. Ini melebihi sakitnya, saat aku tahu bahwa Damar, adikku koma di rumah sakit. Perih sekali.

Sudah 2 tahun aku masih memendam perasaan ini. Tak mengharapkan apa-apa sebenarnya, mungkin hanya membuang waktuku saja, untuk orang yang tak sepenting dia. Tapi, kalau sudah sayang? Haaah! Hanya membuat sesak jika mengingat itu.

Ini sudah tahun ke-3 aku memendam rasa kepadanya. Ya! Selama ini hanya dia seorang laki-laki di hidupku selain Ayah. Setiap teman yang lain menceritakan cowok baru atau entahlah selingkuhan atau apapun itu. Aku hanya menceritakan dia. Hanya dia tak ada yang lain. Tanpa ku beri tahu namanya kepada teman-temanku.

Coba bayangkan? 3 tahun bukankah waktu yang sangat lama? Kalau seorang bayi saja sudah bisa berlari-lari kencang. Ya. Sama seperti dia, sudah berlari-lari di pikiranku.

Tapi aku baru menyadari kembali. Temanku. Teman beda kelas tepatnya. Namanya Ami. Dia bilang kepadaku begini, “Fa, lo kenal Dwiqi? Dia bilang sadis banget tadi. Dia bilang katanya lo jangan ngaku-ngaku sebagai mantan dia! Dia gak suka sama cewek kayak lo. Jelek aja belagu.”

Tuhan! Aku ingin mengakhiri hidupku sekarang juga. Akhirnya, pada jam pelajaran Bu Radji guru Bahasa Indonesia aku menangis. Menangis yang hanya mengeluarkan air mata tanpa suara apapun. Aku terdiam dengan tatapan yang sangat kosong. Aku baru menyadari karena hal itu dia menjauh dari ku. Sesak sekali rasanya di fitnah oleh orang yang aku bangga-banggakan secara tidak langsung seperti itu. Mantan? Jangankan bilang mantan, aku bilang suka sekali sama kamu saja tidak ada yang tahu!

Kok kamu jahat banget sih? Kenapa? Oh. Mungkin memang aku bukan seleramu. Mungkin semua yang ada di diriku bukan pilihanmu. Oke. Aku terima, aku bakalan menjauh darimu. Lihat saja! Aku akan temukan yang terbaik dari mu. Sombong sekali mentang-mentang sekarang menjadi idola cewek-cewek di sekolah.

Akhirnya aku memutuskan. Memutuskan untuk menjauh darinya. Memutuskan untuk berlari ke ujung dunia.
Memutuskan untuk mengakhiri perasaan ini.
Terima kasih untuk semua yang kau berikan tentang arti bertahan karena yakinnya cintaku padamu, tapi hanya kau lukai perasaanku ini. Yang jelas, aku belajar arti bertahan darimu.
Jujur cinta itu memang membutuhkan waktu untuk tetap hidup. Dan sayangnya waktu itu tidak untuk aku dan kamu.

Cerpen Karangan: Ratna Susantyningsih
Blog: refresh-hati.blogspot.com
Facebook: Ratna Susantyningsih
Ketika sang mentari bersinar dari sanalah aku hidup bersama rajutan canda tawa mu yang begitu terkenang.
Hallo; Langsung saja yuk cuss follow aku di @ratnasss_ siapa tahu kita jodoh

secure : cerpenmu

Tuesday, October 1, 2013

Cerpen Cinta - Waiting For You

WAITING FOR YOU
Oleh: dellia riestavaldi
Udah ke 2 hari ucil engga sms aku, udah 2 hari juga aku mengkhawatirkan keberadaannya, ya tuhan dia kemana, dia dimana sekarang, dimalam hari itu aku terus menunggu sms darinya, sudah berpuluh-puluh kali aku mengirim text messages tapi ga ada satupun pesan masuk di hape aku dari dia. Sial besok libur UN anak kelas 3 SMA, sedangkan aku duduk di kelas 2 dan ucil kelas 1. Gimana dong kalau besok libur, bakal 4 hari ga ketemu ucil  ucil kenapa? Ada yang aneh dari dia ya tuhan . Setiap malem ucil selalu say good night have a nice dream sayang, tapi udah 2 hari ini ga ada kata-kata kaya gitu lagi, aku takut kata-kata itu ga akan aku dengar lagi. Harus sampai kapan tiap malem aku nangis nungguin dia.
tokkkk….tokkkk…..tokkk Suara ketukan pintu yang terdengar dari arah pintu kamarku.
“masuk aja ga di kunci” kataku sambil berteriak.
“dell, lagi apa lo? Nangis sendiri di kamer.” Sambil menghampiriku di ranjang tempat tidurku.
“gapapa kok nay, aku Cuma nunggu sms dari ucil.” Kataku
“emang lo jadian dell sama ucil?” Tanya nayla.
“engga sih, tapi aku ngerasa beda aja sama dia.” Balasku
“yaudahlah dell toh dia bukan siapa-siapa elo kan?’’
“kata-kata kamu tuh ga bikin aku tenang nay, mending kamu tidur aja deh nay, biarin aja aku bakal nunggu dia sms aku.” Cetusku
“iya dehh sorry dell, Gnight beib.”
aku terus memandang kearah luar jendela, sambil memegang hapeku. Entah samapai kapan aku harus menunggunya membalas pesanku.
*tertidurr
*
liburan selesai, tinggal berangkat sekolah, aku harus cari ucil sampai ketemu, dia ga boleh mainin aku gitu aja -.-
sesampainya aku di sekolah, langkahku terhenti di parkiran motor sekolahku. motor ucil mana? Biasanya jam segini dia udah datang. Aku harus ke kelasnya, langkahku terasa berat untuk menghampirinya ke kelas. Perasaan aku tiba-tiba gaenak.
aku berdiri di depan kelasnya, tiba-tiba aku terhenti di depan pintu. Kenapa aku? Seharusnya aku masuk ke kelasnya dan bertemu dengannya. Mending aku ke kelas aku aja deh ucil juga belum datang. Aku terus jalan menuju kelasku.
pelajaran pagi hari ini akuntansi, semangat dong semangat ini kan pelajaran kesukaanku. Sudah 1 jam pelajaran di mulai tiba-tiba ada anak osis masuk ke kelasku dan member pengumuman. Dalam hati ku pasti minta sumbangan huh, aku terus melanjutkan tugas akuntansiku.
“assalamualaikum wr.wb. maaf teman-temen mengganggu sebentar, innalilahi wainnailahi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah adik kelas kita Muhammad Raditya Ucill dari kelas X2. Ayo kita bersama-sama membaca surah al-fatihah untuk mendoakannya.”
Aku langsung terhenti mengerjakan tugas akuntansi itu, aku lansung berdiri dari tempat dudukku, aku langsung meneteskan air mata dan lari meninggalkan kelas dan pergi ke WC sekolah.
“cil, kamu jahat, kamu jahat cil, kamu ninggalin aku sendiri, kamu belum denger kalau aku mau jadi pacar kamu, cil kamu jahat.” Teriakku di WC sekolah, perlahan-lahan aku duduk menyender tembok, berjam-jam aku ga keluar dari WC, aku belum bisa nerima kenyataan ini ya tuhan, sakit sekali rasanya.Setelah aku keluar dari WC aku langsung mengambil tasku, aku langsung kabur dari sekolah dan ikut teman sekelas ucil untuk melayat.
Sesampainya di rumah ucil, aku berjalan pelan untuk menemui jenazah ucil, tidak berehenti air mataku mengalir. Aku duduk di sebelah jenazahnya.
“ucil, kenapa kamu pergi secepat ini, kenapa kamu ninggalin aku cil, kamu inget ga waktu kita nonton, kamu pegang tangan aku, kamu cium kening aku cil, aku kangen kamu cil, cil kalau kamu sayang sama aku KAMU BANGUN SEKARANG JUGA CIL, BANGUN !!”
“sabar sayang ibu juga belum bisa nerima kepergian ucil.” Suara itu terdengar dari belakangku, ya dia ibunya ucil.
“ibu, ucil kenapa bisa kaya gini.” Tanyaku
“dia jatuh dari motor, sehari sebelum UN, selama 3 hari ucil koma di rumah sakit.”
“kenapa temen-temennya ga pada tau bu, dia selama ini baik-baik aja kok, dan pas kejadian dia ga pernah hubungin adell bu, adell khawatir banget bu sama dia tapi ini udah jadi kenyataan yang sangat menyakitkan.”
“ka adell” suara cewek yang memanggilku dari belakang, aku menengok ke belakang dan menghapus air mataku.
“de nessa, ada apa de?” tanyaku
“ka, aku tau kronologi kejadian ucil ka.”
“ucil kenapa de?”

“ucil, ngliat kaka pergi sama cowo, dia langsung pergi ka ke rumah papanya di bandung, kan dia anak broken home gitu ka, orang tuanya pisah, ucil bawa motornya dengan kecepatan 80km/jam, pas di perempatan ucil ngrem mendadak ka akhirnya dia jatoh dan kepalanya tebentur stang di motornya.” Penjelasan nessa.

Aku terdiam, tapi air mataku terus mengalir, ucil salah paham lalu emosinya tidak terkontrol, jadi selama ini aku nungguin acil ga ada hasilnya, dia terlanjur ninggalin aku. Aku langsung ke tempat jenazahnya, karena sebentar lagi jenazahnya akan segera di kuburkan.
*
Prosesi pemakaman telah selesai, aku langsung pulang kerumah dan membaringkan tubuhku di atas ranjangku, aku mengambil hapeku, Cuma orang bodoh yang aku tungguin sms orang udah ga ada. Tapi rasa sayangku ke dia masih tetep ada. Ucil semoga kamu tenang ya disana ya aku sayang banget sama kamu. Semoga aku bisa nemuin orang seperti kamu, Gnight ucil 

scure : eposlima

Friday, May 31, 2013

cerita lucu Pembalap Ngoyak Knalpot

18-ahtenane-370x289.jpg

Menjelang Lebaran tahun lalu, Jon Koplo, pemuda Sukoharjo yang hobinya mengutak-atik sepeda motor balap ini diutus mbah putrinya mengantar makanan untuk saudaranya yang tinggal di daerah Polokarto.

Jon Koplo dengan sigrak langsung memakai jaket, helm cakil, sarung tangan, lalu nyetarter motor balapnya sambil nggleyer-nggleyer bak pembalap road race yang siap di garis start.

Sesampai di daerah Mranggen, jalanan mulai tidak mulus alias nggronjal dan naik turun. Namun Koplo tetap bergaya sambil ngepot-ngepot mencari perhatian pengendara lain. Bahkan ketika sampai di jalan yang menurun pun Koplo tetap ngebut sambil mogleng-mogleng ngana kae.

Ndilalah apesnya, ketika hampir sampai di rumah saudaranya, tiba-tiba saja knalpot racing-nya jatuh di tengah jalan … mak klonthang, begitu bunyinya. Koplo segera meminggirkan motornya bermaksud mengambil knalpotnya. Tapi karena jalan menurun, sang knalpot tetap ngglindhing ke bawah sehingga Koplo harus mengejarnya. Hal itu membuat para pemuda yang sedang nongkrong di depan rumah Tom Gembus bersorak, “ Huuu… Pembalape amatiran Cah… Knalpote ucul…!”

Koplo segera mengambil daun pisang untuk mencangking knalpotnya agar tidak kepanasan, lalu berjalan menuju ke rumah Tom Gembus yang tak lain adalah saudaranya itu.

Melihat Koplo menuju ke rumah Gembus, para pemuda yang tadinya nyoraki mak klakep diam. Kemudian Koplo membuka helmnya dan menyapa Gembus, “Mas Gembus, iki aku Jon Koplo sedulurmu, tulungi aku kok malah digeguyu.”

Melihat adegan itu teman-teman Gembus tambah ngakak. “Oalaaah, sedulurmu dhewe ta, tiwas mbok soraki.”

Sambil menahan malu dan pakewuh . Tom Gembus buru-buru menolong Jon Koplo memasangkan knalpotnya dibantu teman- temannya.

Andini Putri , Ngaglik Wonowoso RT 006/ RW 012 Mojosongo, Jebres, Solo
secure: solopos

Wednesday, May 29, 2013

cerita lucu Midhak Sikile Dhewe

2805ahtenan-sing-iki-370x284.jpg

Jon Koplo, Lady Cempluk dan Gendhuk Nicole adalah siswa SMA di Kartasura.
Liburan akhir tahun lalu, mereka dan teman-temannya mengadakan wisata ke pantai di Jogja. Rencana pun disusun secara matang agar liburan bisa menyenangkan. Nyater mobil jadi pilihan.
Namun tak disangka, yang ikut wisata melebihi kapasitas mobil. Mereka pun terpaksa harus duduk uyel-uyelan.
Meskipun dengan kondisi yang demikian, mereka tetap asyik bercanda dan bernyanyi di sepanjang perjalanan.
Setelah tiga jam pejalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.

Begitu melihat pantai, mereka langsung berlari menuju bibir pantai. Cuaca yang lumayan cerah saat itu membuat Koplo dan teman-temannya bisa puas bermain- main di pantai. Tak terasa, sore telah tiba dan mereka pun harus pulang.

“ Wah… uyel-uyelan neh ki,” keluh Lady Cempluk.

“ Wis ra papa Pluk, sing penting seneng ,” sahut Koplo.

Setelah semuanya lengkap, mereka pun masuk mobil untuk pulang. Namun perjalanan kali ini suasananya berbeda dengan saat berangkat. Saat berangkat semuanya bersemangat dan diwarnai dengan canda dan tawa. Saat pulang, suasana di dalam mobil jadi hening.
Semua merasa lelah dan kemudian tertidur di mobil.

Pada saat mobil berhenti di lampu merah di daerah Delanggu, tiba-tiba saja kakinya Cempluk merasa kesemutan. Saking tidak tahannya dia pun teriak,
“ Woi sapa sing midhak sikil ku !”

Mak Gragap! Semuanya yang di mobil terbangun karena merasa tidak ada yang menginjak kakinya Cempluk. Gendhuk Nicole yang berada di sampingnya langsung melihat ke bawah. Wheladalah , betapa kagetnya Nicole saat melihat kaki kanan Cempluk menginjak kakinya yang sebelah kiri. ” Hla genah sikilmu dhewe sing ngidhak ngono kok Pluk ,” ungkap Nicole.

Kontan saja Gendhuk Nicole dan teman- temannya pada ngguyu ngakak . Sementara Cempluk pun hanya plendas- plendus kisinan .

Kiriman: Shisdina Octavia Nurchasanah,
Grogolan RT 02/05 Pucangan, Kartasura, Sukoharjo.
secure by solopos

Thursday, May 23, 2013

cerita lucu dapat abg tua

22-ahtenane.jpg

Barangkali karena wajahnya yang pas-pasan itulah Lady Cempluk belum punya gandengan meski usianya sudah berkepala tiga. Namun karyawati sebuah toko pakaian di Solo ini tak kurang usaha.
Demi mendapatkan pasangan hidup yang ia dambakan, Cempluk pun mencoba mengisi kolom biro jodoh pada iklan sebuah koran. “Eee, siapa tahu jodohku ada di sini,” pikirnya.

Beberapa hari setelah nama serta nomor HP-nya terpampang di koran, ia pun mendapat respons dari seorang yang mengaku jejaka tua, Jon Koplo namanya.

Setelah berkenalan dan mengadakan pendekatan sementara lewat HP, akhirnya mereka pun sepakat untuk temu darat di sebuah rumah makan ayam goreng di Kartasura.

Hari yang ditunggu pun tiba. Dengan dandanan kinyis-kinyis dan bercelana ketat, Cempluk menunggu sang pujaan hati. Karena sudah tak sabar, Cempluk pun menelepon Jon Koplo.
“Pripun Mas Jon, sudah saya tunggu kok njenengan belum muncul juga?”

“Sabar sedikit Mbak Cempluk, saya segera ke situ. Kalau boleh tahu, Mbak Cempluk pakai baju apa?” tanya Koplo.

“Saya pakai kaus oranye, duduk di pojok, Mas.”

Dengan wajah sumringah, Cempluk segera merapikan rambut dan pakaiannya. Tak lupa sedikit memoles bibirnya untuk menambah daya tarik.ckaka2.gif

Tiba-tiba dari arah belakang ia disapa seseorang. “Nuwun sewu, Mbak, menapa leres panjenengan ingkang asma Lady Cempluk?” tanya seorang laki-laki tua.:D

“Oh, inggih, Pak? Panjenengan sinten?”

“Wow, ternyata njenengan masih muda dan seksi. Kenalkan, saya Jon Koplo…”

Gandrikkk…!!! Bagai disambar petir di siang bolong, Cempluk njenggirat kaget.
Apa yang diperkirakan berbalik 180 derajat. Ternyata yang menanggapi bukannya seorang pemuda atau jejaka tua, tetapi memang seorang kakek-kakek!

Tanpa ba-bi-bu, Cempluk segera berpamitan. “Maaf Mbah, saya harus mencari obat penenang…” katanya sambil angkat kaki dari rumah makan dengan perasaan kecewa.

Sri Sunarti, Kuncen RT 001/RW 012
Makamhaji Kartasura, Solo 57161

Secure by : solopos

Friday, May 17, 2013

Cerpen Remaja - Tali Sepatu

TALI SEPATU
Karya: Dewi Hartami Putri

Siang ini aku dibuat kesal lagi oleh teman sekelasku, Andre namanya. Dia selalu melakukan hal yang sama sejak kami sama-sama duduk di bangku kelas 8. Mengikat kedua tali sepatuku. Itu selalu dilakukan Andre ketika aku lengah dan ngantuk. Maka dari itu aku harus siap siaga jika ada Andre.

Awalnya dia iseng mengikat kedua tali sepatuku jika aku ketiduran di kelas saat jam kosong. Lama kelamaan, mengikat tali sepatuku menjadi rutinitas Andre. Tapi anehnya, aku suka merasa rindu akan hal itu jika saja Andre tak melakukannya walau hanya sehari.
“Andreee.. Jangan bikin aku kesel dong ”, teriakku pada Andre yang memamerkan wajah kemenangan padaku. Ya, dia berhasil mengikat kedua tali sepatuku dengan meja. Hampir saja aku jatuh dibuatnya.
“Biarin. Masalah buat lo??” balasnya sambil melet. Andre memang menang, tapi entah mengapa aku tidak pernah berniat untuk membalas kejailannya itu. Sampai suatu saat, Nina teman dekatku, menanyakan apakah aku suka sama Andre karena aku tidak pernah membalas perbuatan dia. Tapi pertanyaan Nina aku elak sebisa mungkin, walaupun hatiku memiliki jawaban yang berbeda dengan bibirku.
“Ndre, kapan kamu berhenti menggangguku?” tanyaku dengan nada yang jengkel. Aku sedang mencatat materi yang ditulis oleh Sekretaris kelasku di papan tulis. Sedangkan Andre sibuk mengikat kedua tali sepatuku tanpa memperdulikan aku yang ada diatasnya.
“Ndreee....” ujarku sekali lagi.

Cerpen+Tali+Sepatu.jpg

Dia tetap diam. Lalu aku meliriknya.
Aku melihat dia jatuh tersungkur di bawah kakiku. Aku panik. Wajahnya pucat.
Apa aku menendangnya ? Aihh, aku yakin aku tidak menendangnya. Dan.... Brukkkk...

Aku jatuh dari meja, dan tubuhku hampir menindihi tubuh Andre yang bisa dibilang kekar.
Aku lupa satu hal, tali sepatuku masih terikat ke meja.
Segera aku melepas ikatan tali sepatuku di meja dan melihat keadaan Andre.
Teman-teman segera mengangkat Andre dan membawanya ke UKS.
“Vi, kamu tadi ngapain ? Kok Andre sampe bisa pingsan gitu”, tanya Reza, ketua kelasku.
“Aku gak ngapa-ngapain Za, beneran. Tanya aja sama Nina, aku daritadi cuma nyatet materi yang ada di papan .
Ya kan Nin?” ujarku sambil melirik Nina.
Berharap dia akan membelaku, karna memang aku tak bersalah, aku yakin itu.

“Iya Za , tadi Vivi cuma nyatet materi ”, terang Nina membelaku.
Kemudian Reza berlalu dari ruang UKS.
Di ruang ini hanya ada aku, Nina, dan Bu Titi. Bu Titi terus menerus membangunkan Andre dengan cara mengolesi pelipisnya dengan minyak kayu putih. Aku terus menatap Andre yang kelihatan pucat. Ini anak, kalo lagi usil ngeselin, tapi kalo sakit kasian juga, ujarku dalam hati.
Bel pulang sekolah berbunyi...
Aku bingung, memilih untuk tetap menunggu Andre bangun, dan itu artinya aku harus telat sampai di rumah, atau aku meninggalkannya. Ahh, dasar Andre,
bisanya nyusahin orang doang, umpatku dalam hati.
“Kamu gak mau pulang Vi ?” tanya Nina.
Aku menggeleng. Bu Titi juga sudah mengemasi barangnya dan bersiap untuk pulang. Ahh, aku harus benar -benar memilih dan aku harus tetap menunggu Andre sampai bangun. Bagaimanapun, aku harus bertanggungjawab karna Andre pingsan setelah mengikat tali sepatuku.
“Bu Titi, saya mau nungguin Andre saja Bu. Kalau Ibu mau pulang silahkan, saya minta kunci ruang UKS saja biar nanti saya yang mengunci Bu”, ujarku pada Bu Titi.
“Kamu nggak papa kalau Ibu tinggal pulang?” tanya Bu Titi padaku.
“Nggak papa kok Bu ”, balasku sambil tersenyum meyakinkan Bu Titi.
“Iya udah , ini kuncinya. Kamu hati-hati ya Vi”, ujar Bu Titi sambil menyerahkan kunci kemudian berlalu.
30 menit berlalu. Andre tak kunjung bangun dari pingsannya. Aku semakin panik. Tinggal aku dan Andre di sekolah ini.
Tiba-tiba terasa ada getaran dari kasur yang kududuki. Aku lihat Andre mulai terbangun dari tidur lelapnya.
“Vi.. Ngapain disini? Ini jam berapa?” tanyanya sambil bangkit dari kasur .
Wajahnya terlihat sedikit pucat, tapi tak separah tadi.
“Ngapain disini? Menurut kamu?” aku balas tanya. Dengan nada yang agak jutek dan kesal pastinya.
“Lah, ya mana aku tau. Aku kenapa di UKS? Aku pingsan?” tanya Andre polos.
Dasar Andre, kamu nyusahin aku tau, umpatku.
“Kamu tadi pingsan. Ya udah ayo pulang, udah hampir jam setengah tiga”, ajakku.
Lalu aku mengemasi barang-barangku dan bersiap pulang. Aku ingat, aku tadi gak bawa sepeda. Dan aku yakin Andre bawa motor, nebeng ahh, pikirku seketika.
“Ndre, nebeng ya? Aku tadi gak bawa sepeda. Kan tadi aku dianter Ayah”, ucapku sambil nyengar-nyengir. Perlu sedikit rayuan untuk membuat Andre menggangguk.
“Iya”, jawabnya singkat.
Sepanjang perjalanan aku ngobrol banyak sama Andre. Mulai dari alasan kenapa dia bisa pingsan. Ternyata dia punya penyakit anemia. Pantesan Andre keliatan lemes banget. Topik pembicaraan kita tidak berhenti. Aku menanyakan kenapa Andre bawa motor kalau sekolah, padahal jelas- jelas, sekolah melarang siswanya untuk membawa motor ke sekolah.
Gak terasa 15 menit ngobrol sama Andre di perjalanan. Ternyata dia asyik juga kalau diajak ngobrol. Rasa ketertarikanku sama Andre makin dalam. Tapi hebatnya, gak ada yang tau kalau aku suka sama Andre.
“Aku pulang dulu ya Ndre. Makasih”,
ujarku padanya sambil tersenyum. Andre hanya membalas dengan anggukan kepalanya. Dia pun berlalu.
*

Esok harinya di sekolah...
“Vi, kamu ikut lomba ya mewakili sekolah kita?” ujar Pak Nanang padaku.
“Hah?? Lomba apa Pak?” tanyaku tak mengerti.
“Lomba SIC. Seperti tahun lalu. Kamu ikut mapel Bahasa Inggris ya?” tutur Pak Nanang lagi.
“Ohh, baik Pak”, balasku dengan riang. Aku sudah berpengalaman ikut lomba ini, jadi aku yaaaa...lebih santai lah. Pak Nanang hanya manggut-manggut.
“Partner saya siapa Pak?” tanyaku lagi.
“Andre”, jawab Pak Nanang singkat.
Mataku sempat terbelalak. Andre musuhku itu kah yang beliau maksud?? Ahh, kuharap jangan.
“Andre siapa Pak?” tanyaku lagi . Kali ini aku benar-benar merasa seperti orang yang kehilangan arah.
“Andre teman sekelas kamu”, tegas Pak Nanang.
Apa?? Andre. Ya Tuhan, umpatku dalam hati.
“Kenapa sama Andre sih Pak ? Sama Putri aja ya Pak”, mohon ku pada Pak Nanang.
“Saya sudah terlanjur daftarin nama kamu sama Andre, Vi”, terang Pak Nanang. Jleebb, mampus , gerutuku dalam hati. Aku menghela nafas panjang, Pak Nanang pun berlalu tanpa berkata apapun.
*

Esoknya.....
“Ndre, sorry aku telat”, ujarku pada Andre saat aku melihat dia menungguku di depan gerbang. Lomba akan dimulai 10 menit lagi.

“Iya gapapa. Ya udah ayo kita cari ruangannya. Temen-temen yang lain udah pada masuk ruangan”, ajak Andre kemudian menggandeng tanganku.
Aku sempat tercengang.
Ini mimpi atau apa banget?? Ujarku dalam hati saking gak percayanya. Aku sama Andre udah setahun musuhan dan iniiiiiiii...apa iniii?? Oke aku tau ini lebay, dan ini gila. Yeah, ini GILA. Ah Vivi, lebay banget jadi orang.
Dia cuma ngajak kamu nyari ruangan, udah itu aja. Aku mulai tersadar dari bayangan gilaku.

Got it!! Ruangnya ketemu. Aku langsung mencari tempat dudukku dan Andre. Bel masuk berbunyi. Aku dan Andre mulai mengerjakan soal yang yaaa lumayan susah.
2 jam berlalu.....

Aku, Andre, Nita, dan teman-teman yang lain berkumpul di aula untuk menunggu hasil pengumuman lomba.
Sementara menunggu, SMAN 1 Sooko mengadakan games kecil-kecilan. Ada hiburan juga.
“Siapa yang mau nyumbang nyanyi?” tanya salah satu panitia lomba.
Tiba-tiba Andre menarik tanganku dan mengajakku maju ke depan. Dia mulai mengambil gitar yang disediakan panitia, sementara microphone diberikan kepadaku.
Andre memberikan kode ‘Westlife’ padaku. Ohh, More Than Words, ujarku dalam hati.
Lalu aku mengangguk.
Saying ‘I Love You’ is not the words
I want to hear from you
It’s not that I want you
Not to say but if you only knew
How easy it would be
To show me how you feel
More than words .........

1 lagu pun berhasil aku dan Andre bawakan dengan baik. Seluruh penonton pun bertepuk tangan. Lalu aku dan Andre segera kembali ke bangku penonton.
Saat aku duduk di dekat Andre, tiba-tiba Andre berbisik ke telingaku.
Dia mengatakan sesuatu yang sama sekali tidak pernah terlintas di otakku.
‘aku sayang kamu’, itulah yang diucapkan Andre padaku. Mataku sempat melongo beberapa waktu, tak percaya hal itu terjadi. Tiba-tiba HP ku bergetar.
1 pesan masuk........
From : Andre
Would you be my girlfriend ??
Aku benar-benar tak menyangka hal ini terjadi.
Dia duduk di sebelahku , tapi dia mengirim SMS untuk menyatakan perasaannya.
Malu kali ya, haha. Aku pun tersenyum padanya, lalu aku mengangguk tanda aku meng’iya’kan pertanyaannya.

PROFIL PENULIS
Cerpen keduaku di LokerSeni :)
Hope you enjoy it :)
Add Dewi Hartami Putri, follow @dewi_hape97 Thanks:)

secure: lokerseni

Monday, May 6, 2013

cerita lucu si ngatiyem dan dokter

cerpen.jpg

Ngatiyem : Dok, anak saya sakit !
Dokter : ya saya tau, kalo gak sakit ngapain dbawa ksini :O Ngatiyem : tolong diperiksa dok !
Dokter : yaiyalah diperiksa. masa dinyanyiin? :>
Ngatiyem: (mulai emosi) ‘cepetan dikit dok ! /:)
Dokter : ‘bentar, lagi update status nih’ (=| selesai diperiksa..
Ngatiyem : gimana dok ? :/
Dokter : apanya’ :O
Ngatiyem : apakah status dokter ada yg komèn? ya,anak saya laah’ !!>:O
Dokter : ooh ..’ :O
Ngatiyem : gmn keadaany dok?? | td udah dpriksa kan?’ :/
Dokter : gawat. ini gawat bgt. titit anak anda ilang !’ :s
Ngatiyem : anak saya memang gak punya titit dok! dia kan cewek !’>:O
Dokter : oh cewek ya, pantesan.. | kok gak ada susunya ?’ :s
Ngatiyem : ya jelas aja gak ada, umur nya baru 3 thun >:O
(#Ngatiyem mulai panas. matanya merah. ingusnya keluar>:#)
Ngatiyem : ‘jadi anak saya sakit apa dok ?’ :s
Dokter : lho kok nanya saya, anda kan ibunya ! seharusnya lebih tau donk.’>:/
Ngatiyem : DOKTERNYA KAN ANDA!! SKRG JAWAB, ANAK SAYA SAKIT APA ??’
Dokter : ada dèh, kasi tau gak ya ??’ :P
Ngatiyem : ^%& $& %#^*%^*#^*^%#^

cerita lucu Murid Kembar

6-ahtenane-370x219.jpg

Kisah nyata kali ini dialami oleh Jon Koplo, seorang guru baru yang mengajar di sebuah SMA di Boyolali. Sebagai guru baru, apalagi baru kali pertama mengajar, tentunya Jon Koplo ingin memperkenalkan diri sekaligus ingin mengenal anak asuhnya.

Hari Selasa jam pertama, Jon Koplo masuk di kelas A, Sebelum pelajaran dimulai, ia mulai mengabsen sekaligus meghafal wajah murid-muridnya, salah satunya adalah Tom Gembus yang terkenal cerdas sehingga mudah dihafal. Setelah itu pelajaran pun dimulai hingga selesai.

Tibalah jam kedua. Kali ini Jon Koplo giliran mengajar di kelas B. Karena juga baru pertama mengajar di kelas itu, ia pun lagi- lagi mengabsen seluruh murid satu demi satu sambil menghafal wajah mereka.
Sampailah giliran nomor presensi 25.

“Tos Gembum…?” panggil Jon Koplo. Salah seorang murid pun mengacungkan jari tinggi-tinggi. Namun Koplo kaget, karena merasa sudah hafal betul dengan anak itu.

“Hlo, kamu kan Tom Gembus yang ada di kelas A tadi, kan?” tanya Koplo heran. Murid sekelas pun pada tertawa sehingga membuat Jon Koplo tersinggung dan merasa dipace . Maklum, guru baru biasanya memang kadang suka dikerjain murid- muridnya.

“Sana, kembali ke kelasmu!” perintah Jon Koplo dengan serius. Murid-murid kembali tertawa. “Tom Gembus dan Tos Gembum memang anak kembar, Pak,” terang murid- murid. Namun Koplo tak percaya begitu saja. Ia ingin membuktikan sendiri keyakinannya. Dengan rasa penasaraan keluarlah ia dari elas B dan masuk ke kelas A. Badalaaa…! Ternyata benar, di kelas itu ada Tom Gembus yang wajahnya persis plek dengan Tos Gembum yang duduk di kelas B. Tak urung, Koplo pun kembali ke kelas B dengaan mimik wajah pringas-pringis sajak kisinan karena ditertawai murid sekelas.

Dewi Fatimatuzufa , Karang Kepoh RT 002/RW 004, Banaran, Boyolali, Boyolali

Sunday, May 5, 2013

cerpen cerita lucu : Kencing Berlari

23-ah-tenane-370x279.jpg

Seperti biasa, malam itu Jon Koplo nongkrong di hik remang-remang di tepi jalan sambil nggedebus bersama teman- temannya sesama warga Sanggrahan, Grogol, Sukoharjo.

Sekitar pukul sebelas malam, tiba-tiba hujan turun sehingga mereka terkurung di dalam tenda warung wedang itu. Tak lama kemudian ndilalah listrik padam. Jalanan menjadi gelap gulita.

Ditunggu sampai berapa lama, ternyata listrik tak kunjung nyala juga. Karena udara yang dingin, tiba-tiba Koplo berasa ingin buang air kecil. Tapi dia bingung mau kencing di mana. Akhirnya dia punya ide ketika melihat ada payung di atas gerobak hik . Diambilnya payung itu.

“Mau pulang, Plo?” tanya Tom Gembus.

“Lha nanti aku pulangnya gimana ?” sambung si pemilik payung.

“Halah, nyilih dhilit!” jawab Koplo.

Dasar cah clelekan , Koplo segera menuju ke tengah jalan. Mentang-mentang gelap, di tengah jalan itulah ia mulai ngetap “oli”- nya mak cuuurrr…! Ahhh… legaaa…! Tapi apa yang terjadi Saudara-Saudara?

Pada saat yang bersamaan, ndilalah dari kejauhan ada mobil lewat dengan sorot lampu yang terang benderang. Karuan saja Koplo terperanjat. Ia buru-buru balik kanan dan berjalan menepi dengan posisi masih kencing.

Orang-orang yang berada di dalam hik pun terpingkal-pingkal melihat Jon Koplo misuh-misuh dengan aksi pornonya.

Eko Pri Maryanto, Manang, RT 002/RW 002 Grogol, Sukoharjo

Saturday, May 4, 2013

cerita lucu : Cari Angin

04-ah-tenane-370x270.jpg

Perbuatan Pakde Jon Koplo memang tidak pantas dituru. Meski sudah larut malam, bukannya berangkat tidur, pensiunan penjaga sekolah yang tinggal d Karanganyar ini malah klithih-klithih keluar rumah secara diam-diam. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah ngapel ke rumah pujaan hatinya, Mbokde Cempluk, janda yang terkenal semloheh di kampung. Ndilalah malam itu yang giliran ronda adalah Tom Gembus, sang ketua RT yang merupakan menantu Pakde Jon Koplo. Ketika Gembus ditemani beberapa warga keliling kampung, di salah satu sudut kebun milik warga, tiba-tiba mereka melihat sebuah gerakan mencurigakan dari balik semak-semak. Dengan sigap lampu senterpun di arahkan ke sana . Dan terlihatlah sesosok manusia yang indlap- indlip di bawah pohon sambil kudhungan sarung.
Menyadari keberadaan dirinya diketahui para peronda, Pakde Jon Koplo langsung njranthal, lari terbirit-birit. Keruan saja para peronda itu mengejar sambil berteriak, “Maliiing…! Maliiiiiing…!”

Saking takutnya, Pakde Koplo lari tunggang langgang dan akhirnya mak gedhabrus… byurrr…! Ia terperosok di parit dengan basah kuyup. Melihat buronannya terjatuh, para personil ronda pun berhenti dengan senter tersorot ke arah Pakde Koplo.

“Oalah, Pakde…Pakde… Bul njenengan ta wau? Wong pun sepuh ndalu-ndalu kok malah ngejak playon,” ujar salah satu warga.

“Wong aku mung arep metu golek angin kok malah mbok sorot sokle!” , kata Pakde Koplo beralasan.

“Golek angin napa golek angin?” seloroh seorang warga sambil cekikikan.
Akhirnya Pakde Jon Koplo pun diantar pulang dengan keadaan klebus dan kisinan.
original post by solopos Nila Sari , Duwetan RT 002/RW 004,

Duwetan, Jumapolo, Karanganyar